Merangin,informasikita.com – Moral oknum oknum guru di salah satu SDN 193/VI desa bukit bungkul, kecamatan Renah Pamenang tidak patut untuk di contoh, Pasalnya ulah dari perselingkuhannya dengan warga setempat yang juga sudah sama sama berkeluarga ini ,sampai membuahkan dua orang anak hasil hubungan terlarang tersebut.
Dari informasi yang beredar di tengah masyarakat, Oknum ibu guru SDN 193/VI tersebut merupakan tenaga pengajar yang lolos PPPK, dan melakukan perselingkuhan dengan warga yang juga sudah berkeluarga,bahkan sempat di damaikan ,namun akibat perselingkuhan tersebut banyak masyarakat desa bukit bungkul menjadi geram,dan meminta agar oknum ibu guru tersebut sebut di pecat dari pekerjaan mulia menjadi guru.
Seperti yang di ungkapkan oleh salah satu warga Bukit bungkul berinisial Ut, mengatakan bahwa kabar perselingkuhan oknum guru SD tersebut sudah lama terdengar warga dusun Madu sari.
” Mereka ketahuan selingkuh dan punya satu orang anak, setelah kedua keluarga tersebut ribut besar dan di bawa ke tingkat RT” ungkap Ut (20/2) .
Bahkan yang lebih parahnya, Oknum ibu guru SD tersebut di duga sudah berselingkuh selama beberapa tahun lamanya, Bahkan dari hasil hubungan gelap tersebut pernah satu anak lahir tetapi meninggal dunia, dan satu anak hasil selingkuh sudah berumur beberapa tahun.
” Ini harus di pecat , bagaimana mungkin seorang guru yang harusnya mendidik anak dengan memberikan contoh dengan perbuatan baik, ini malah rusak moralitasnya, kami minta diknas harus turun memberikan sanksi tegas terhadap oknum ibu guru di sini,jangan sampai warga yang mengusir dari desa ini” Ujarnya lagi.
Lembaga adat desa dan kecamatan wajib turun untuk memberikan sanksi adat, agar tidak terulang lagi kejadian yang memalukan di desa Bukit bungkul.
” Kami mendesak agar lembaga adat desa dan lembaga adat kecamatan, memberikan sanksi tegas jangan sampai kejadian ini terulang lagi” tegasnya.
Sementara itu, Rudiyanto kepsek SDN 193/VI bukit bungkul saat di konfirmasi terkait dengan ulah salah satu gurunya yang di duga berselingkuh, Untuk memberikan keberimbangan berita kepada media ini, Saat di konfirmasi melalui pesan WhatsApp, Sayangnya hingga berita ini di rilis belum menjawab, saat di hubungi melalui nomor ponselnya bernada aktif tetapi tidak menjawab.
Reporter Jep